Rabu, 23 Agustus 2017

KISAHKU DAN CINTA PERTAMAKU



Aku tak dapat menjawab apa yang april pertanyakan, aku hanya tersenyum saja karna apabila kau jawab aku akan membuat dia semakin bertanya-tanya. Lalu dia bertanya “menurutmu ramadhan seperti apa?”. Aku hanya menjawab” dia anak yang baik, dan tegas sepertinya, di mempunyai mata yang bercahaya. Kepercayaan diri yang tinggi. Kemandirian akan hidup. Yah, menurut aku seperti itu”. Setelah aku mengucapkan itu, aku tersentak kaget dengan perkataan ku sendiri. Di pikiranku (“apa yang aku katakan ini”). Aku langsung melihat muka april yang sangat penasaran dengan jawaban ku tadi… AKUUU BINGUNG….
Aku dan pril sering bercerita mengenai keseharian kami. Dan pril sering juga bercerita tentang bagaimana ia menjalani hidup bersama keluarga tetapi bukan orang tua kandungnya. Berpisah dengan ramadhanpun adalah sebuah pilihan yang harus ia ambil. Mungkin kami masih berada di umur yang tidak semestinya mengenal hubungan pasangan dan kami harus fokus pada pendidikan kami. Setiap hari aku menyibukkan diriku dengan belajar karena banyak pelajaran yang tertinggal. Aku selalu datang ke sekolah lebih pagi dan pulang lebih cepat dari pada teman-temanku. Di waktu istirahat aku lebih sering menyibukkan diriku dengan buku dan rumus matematika karena aku sangat menyukai pelajaran itu. Setiap malam aku hanya tidur beberapa jam dan setiap aku terbangun  buku adalah teman terbaik untuk membuatku tertidur kembali.
Tetapi suatu hari saat libur sekolah, suara hp yang jarang berbunyi berdering dengan kencang. Terdengar suara laki-laki mengucapkan salam. Ia bertanya apakah ia berbicara dengan ..... . aku menjawab ya dengan saya sendiri. Ternyata itu adalah panggilan dari ramadhan, ia menghubungiku lewat handphone ibunya. Banyak hal yang kami bicarakan setelah itu. Pembicaraan yang sangat panjang, membuatku bertanya ah ternyata ia memiliki no hpku. Setelah pembicaraan itu kami lebih sering berkomunikasi. Saat bertemu di perjalanan pergi istrahat ataupun yang lebih sering adalah pulang sekolah. Kami menyapa dengan lebih santai. Dan pembicaraan kamipun sampai kepada apa yang membuatnya menjalin hubungan dengan april.  Aku mengetahui sebuah rahasia yang akan ku pendam selamanya.
Di akhir semester ganjil, aku lebih sering menghabiskan waktuku untuk belajar lebih giat dan melupakan masalah itu sesaat. Usahaku tidaklah sia-sia prestasi yang akudapatkan di sekolah meningkat . dan saat pembagian rapot ganjil kami di bagi kelas berdasarkan nilai rapot. Dari kelas A yang biasa kami sebut menjadi kelas excel sampai kelas J. Aku di tempatkan pada kelas B dengan prestasi nilaiku saat itu. Kelas B bukan berarti nilaimu lebih kecil dari kelas A. Tetapi kamu memiliki 1 mata pelajaran yang jika di hitung dengan standar kelulusan saat itu masih terbilang nilai tersebut sangatlah kecil tetai kamu memiliki mata pelajaran lain yang sangat tinggi sehingga dapat menutupi nilai tersebut. Ah yah termasuk aku, aku sangat tidak dapat memahami pelajaran b,inggris. 
Sering guruku berkata jika aku tak belajar lebih sungguh b. Inggris aku masih akan terus lebih buruk daripada kemampuan anak sd dalam menerjemahkan b.inggris.  sku terus termotivasi untuk terus belajar lebih giat dengan teman-teman satu kelompokku termasuk april yang selalu berada di bangku yang sama denganku. Tapi sayang kami berpisah saat pembagian kelas. Tetapi kami tetap di kelompok yang sama di tempat les privat. Dan mulailah cerita di mana aku mengetahui apa yang terjadi anatara hubungan april dengan ramadhan dari sisi april. Terjawablah sudah jika meraka memilih untuk berpisah dengan baik-baik tanpa keributan yang berarti. Hanya saja april berkata jika ia masih mengharapkan ramadhan sama seperti dulu.
Aku mulai berikir untuk membuat mereka berbaikan lagi tanpa maksud merebut. Aku mulai mendekatkan diriku kembali kepada ramadhan untuk dapat berkomunikasi lagi dengannya. Ternyata hal tersebut di sambut baik oleh ramadhan.  Kami lebih sering bertemu saat pulang sekolah, bercanda dan berpisah. Terkadang aku lebih nyaman untuk mengikutinya pulang dan berjalan tidak jauh di belakangnya. Sampai ia harus menyadari keberadaanku. Setiap hari april selalu bertanya perkembangan harapan untuk berbaikan menjadi teman kembali antara dirinya dan ramadhan. Tetapi aku terus menyuruhnya bersabar, karna aku masih mencoba untuk meredam ketidak inginannya untuk berhubungan lagi dengan april.
Hal ini membuatku takut, aku di tengah sebuah hubugan yang seharusnya aku tak ada.

BERSAMBUNG

1 komentar:

  1. Lanjut lagi dong min, hehe
    Brhasil ga tuh nyatuin lagi mereka atau jgn2 mimin nih yg malah jadi suka bneran?

    BalasHapus