Aku tak dapat menjawab apa yang april pertanyakan, aku hanya
tersenyum saja karna apabila kau jawab aku akan membuat dia semakin
bertanya-tanya. Lalu dia bertanya “menurutmu ramadhan seperti apa?”. Aku hanya
menjawab” dia anak yang baik, dan tegas sepertinya, di mempunyai mata yang
bercahaya. Kepercayaan diri yang tinggi. Kemandirian akan hidup. Yah, menurut
aku seperti itu”. Setelah aku mengucapkan itu, aku tersentak kaget dengan
perkataan ku sendiri. Di pikiranku (“apa yang aku katakan ini”). Aku langsung
melihat muka april yang sangat penasaran dengan jawaban ku tadi… AKUUU
BINGUNG….
Aku dan pril sering bercerita mengenai keseharian kami. Dan
pril sering juga bercerita tentang bagaimana ia menjalani hidup bersama
keluarga tetapi bukan orang tua kandungnya. Berpisah dengan ramadhanpun adalah
sebuah pilihan yang harus ia ambil. Mungkin kami masih berada di umur yang
tidak semestinya mengenal hubungan pasangan dan kami harus fokus pada
pendidikan kami. Setiap hari aku menyibukkan diriku dengan belajar karena
banyak pelajaran yang tertinggal. Aku selalu datang ke sekolah lebih pagi dan
pulang lebih cepat dari pada teman-temanku. Di waktu istirahat aku lebih sering
menyibukkan diriku dengan buku dan rumus matematika karena aku sangat menyukai
pelajaran itu. Setiap malam aku hanya tidur beberapa jam dan setiap aku
terbangun buku adalah teman terbaik
untuk membuatku tertidur kembali.
Tetapi suatu hari saat libur sekolah, suara hp yang jarang
berbunyi berdering dengan kencang. Terdengar suara laki-laki mengucapkan salam.
Ia bertanya apakah ia berbicara dengan ..... . aku menjawab ya dengan saya
sendiri. Ternyata itu adalah panggilan dari ramadhan, ia menghubungiku lewat
handphone ibunya. Banyak hal yang kami bicarakan setelah itu. Pembicaraan yang
sangat panjang, membuatku bertanya ah ternyata ia memiliki no hpku. Setelah pembicaraan
itu kami lebih sering berkomunikasi. Saat bertemu di perjalanan pergi istrahat
ataupun yang lebih sering adalah pulang sekolah. Kami menyapa dengan lebih
santai. Dan pembicaraan kamipun sampai kepada apa yang membuatnya menjalin
hubungan dengan april. Aku mengetahui
sebuah rahasia yang akan ku pendam selamanya.
Di akhir semester ganjil, aku lebih sering menghabiskan
waktuku untuk belajar lebih giat dan melupakan masalah itu sesaat. Usahaku tidaklah
sia-sia prestasi yang akudapatkan di sekolah meningkat . dan saat pembagian
rapot ganjil kami di bagi kelas berdasarkan nilai rapot. Dari kelas A yang
biasa kami sebut menjadi kelas excel sampai kelas J. Aku di tempatkan pada
kelas B dengan prestasi nilaiku saat itu. Kelas B bukan berarti nilaimu lebih
kecil dari kelas A. Tetapi kamu memiliki 1 mata pelajaran yang jika di hitung
dengan standar kelulusan saat itu masih terbilang nilai tersebut sangatlah
kecil tetai kamu memiliki mata pelajaran lain yang sangat tinggi sehingga dapat
menutupi nilai tersebut. Ah yah termasuk aku, aku sangat tidak dapat memahami
pelajaran b,inggris.
Sering guruku berkata jika aku tak belajar lebih sungguh
b. Inggris aku masih akan terus lebih buruk daripada kemampuan anak sd dalam
menerjemahkan b.inggris. sku terus
termotivasi untuk terus belajar lebih giat dengan teman-teman satu kelompokku
termasuk april yang selalu berada di bangku yang sama denganku. Tapi sayang
kami berpisah saat pembagian kelas. Tetapi kami tetap di kelompok yang sama di
tempat les privat. Dan mulailah cerita di mana aku mengetahui apa yang terjadi
anatara hubungan april dengan ramadhan dari sisi april. Terjawablah sudah jika
meraka memilih untuk berpisah dengan baik-baik tanpa keributan yang berarti. Hanya
saja april berkata jika ia masih mengharapkan ramadhan sama seperti dulu.
Aku mulai berikir untuk membuat mereka berbaikan lagi tanpa
maksud merebut. Aku mulai mendekatkan diriku kembali kepada ramadhan untuk
dapat berkomunikasi lagi dengannya. Ternyata hal tersebut di sambut baik oleh
ramadhan. Kami lebih sering bertemu saat
pulang sekolah, bercanda dan berpisah. Terkadang aku lebih nyaman untuk
mengikutinya pulang dan berjalan tidak jauh di belakangnya. Sampai ia harus
menyadari keberadaanku. Setiap hari april selalu bertanya perkembangan harapan
untuk berbaikan menjadi teman kembali antara dirinya dan ramadhan. Tetapi aku
terus menyuruhnya bersabar, karna aku masih mencoba untuk meredam ketidak
inginannya untuk berhubungan lagi dengan april.
Hal ini membuatku takut, aku di tengah sebuah hubugan yang
seharusnya aku tak ada.
BERSAMBUNG
Lanjut lagi dong min, hehe
BalasHapusBrhasil ga tuh nyatuin lagi mereka atau jgn2 mimin nih yg malah jadi suka bneran?